In memoriam Barce Nazar
![In memoriam Barce Nazar](https://sportszone.id/upload/027a1b5ede5ac052eae99583fdba18f3.jpg)
Dari kiri ke kanan: M Nigara, Kesit B Handoyo, (Ketua PWI Jaya), Barce Nazar, dan Eddy Lahengko. Selamat Jalan sahabat.-Sportszone.id-M Nigara
Selamat Jalan Sahabat....
M. Nigara
Wartawan Olahraga Senior
NAMANYA BARCE. "Ya, nama saya BARCE Nazar, bang," begitu kata anak muda yang terkesan sangat klimis itu menjawab pertanyaan Bang Sam Lantang, Ketua SIWO Jaya.
Saat itu, sekitar 1985 atau 86, seorang anak muda dengan rambut gondrong yang sangat rapih, dengan baju kotak-kotak abu-abu lengan panjang, begitu berbeda dengan kawanan wartawan muda lainnya.
Sepanjang sejarah, berdasarkan kisah para senior dan pengetahuan selama 5-6 tahun meliput dan 'mangkal' di sekertariat PSSI, VIP Timur, Stadion Gelora Bung Karno, tak ada seorang wartawan yang mengenakan kemeja lengan panjang dan bajunya dimasukkan di celana hingga terlihat seperti karyawan bank.
Meski berasal dari Sumatera Barat, intonasinya pun terdengar santun. Tutur katanya berbeda dengan wartawan-wartawan kebanyakan. Sangat santun.
Begitu kesan saya dan kebanyakan kami melihat Barce di saat awal. Jujur, hingga saat ini tidak ada wartawan seperti mantan wartawan Prioritas dan Wawasan, Semarang yang satu ini.
Dari banyak kisah yang timbul, ada dua yang sangat berkesan dan selalu tertinggal di benak saya. PON XII, 18–28 Oktober 1989, di Jakarta dan Piala Dunia 1994, Amerika Serikat.
Senin, 18 September 1989. Sore hari, Stadion Utama Gelora Senayan, sekarang kembali menjadi Gelora Bung Karno, sudah dipadati sekitar 100 ribu penonton. Maklum, hari itu Pekan Olahraga Nasional, akan dibuka oleh Presiden Soeharto.
Riuh rendah suara penonton bergema hingga keluar. Saat itu, saya dengan jari-jari kaki kanan terbalut karena bengkak, duduk di bangku beton yang ada di hadapan pintu masuk VIP Barat.
Tak lama, saya melihat Barce bergerak menuju ke pintu yang sudah dipenuhi Paspam Pres. Langkah Barce, sangat meyakinkan. Di lehernya tergantung ID Card PON.