Pecco Bagnaia Temukan Keajaiban Saat Juara Sprint Race MotoGP Malaysia

Pecco Bagnaia Temukan Keajaiban Saat Juara Sprint Race MotoGP Malaysia

Pecco Bagnaia diduga menggunakan kembali suku cadang motor lama di sasis mesin GP25-X-

JAKARTA,Sportszone.id - Pecco Bagnaia memang meninggalkan MotoGP Malaysia dengan perasaan campur aduk. Balapannya di sirkuit Sepang digagalkan oleh bocornya ban belakang yang membuatnya gagal finis di lap ke-12.

Meski begitu, ada keajaiban yang dirasakannya saat balap di sprint race MotoGP Malaysia. Francesco Bagnaia bangkit dari nol menjadi pahlawan dengan memimpin setiap putaran Sprint MotoGP Malaysia.

Dalam momen selanjutnya, Bagnaia meraih kemenangan dengan selisih waktu 2,259 detik atas pemenang hari Minggu, Alex Marquez, meskipun perangkat peninggi suspensi belakang Ducati GP25-nya tidak berfungsi. Jadi, Bagnaia lakukan keajaiban menangi sprint tanpa alat peninggi suspensi.

“Sejujurnya, saya cukup takut, tetapi setelah melihat catatan waktunya, saya cukup terkejut. Saya sangat cepat,” kata Bagnaia seperti dikutip crash.

BACA JUGA:Pecco Bagnaia Ambil Hikmahnya Saat Ban Bocor di MotoGP Malaysia

“Ada banyak trek. Sejujurnya, di sini, tingkat cengkeramannya sangat rendah, jadi memberikan guncangan lebih banyak pergerakan [pergerakan suspensi] akan lebih baik.

“Di trek lain dengan cengkeraman yang baik, tanpa perangkat peninggi suspensi, akselerasi Anda jauh lebih sedikit.”

Masalah teknis lain yang tak teratasi menenggelamkan harapan Bagnaia di grand prix, dengan ban bocor yang memaksanya keluar dari podium.

Yakin Sudah Balikkan Keadaan

Namun Bagnaia tetap optimis bahwa, meskipun akhir pekan Motegi yang sempurna diikuti oleh masalah penanganan di Mandalika dan Phillip Island, ia dan Ducati mampu membalikkan keadaan setelah start yang sulit di Sepang.

BACA JUGA:Kesabaran Luar Biasa Joan Mir Menunggu Podium Pertama dengan Honda di MotoGP

“Mari kita tunggu sampai Portimao, tetapi di sini kami berlatih dengan baik setelah hari Jumat yang kurang baik,” kata Bagnaia.

“Meskipun poinnya lebih sedikit daripada Motegi, saya pulang dengan pemahaman yang lebih jelas.

“Di Motegi, saya merasa fantastis dengan motor saya. Dan itu aneh karena tidak ada yang tahu alasannya.