MotoGP Mandalika: Alex Rins Murka Disenggol Marc Marquez, Amarah Mereda Setelah Lihat Videonya

JAKARTA,Sportszone.id - Pembalap Monster Energy Yamaha, Alex Rins sempat marah bukan kepalang dengan Marc Marquez. Setelah pencapaian luar biasa dengan menempatkan Yamaha-nya di posisi keempat di grid saat kualifikasi, harapan Alex Rins untuk Sprint MotoGP Mandalika di sirkuit Pertamina Mandalika, Sabtu 4 Oktober 2025 pupus setelah bersenggolan dengan Marc Marquez di lap pembuka.

Rins berada di posisi kelima ketika Marquez melakukan pengereman mendadak di Tikungan 10 dan menabrak sisi samping pebalap Yamaha tersebut, membuat Rins keluar jalur dan turun ke posisi terakhir.

“Saya sangat marah kepada Marc karena dia menghancurkan balapan saya,” kata Rins seperti dikutip sportszone.id dari crash.

“Tapi kemudian, melihat rekaman video setelahnya, dia tidak memiliki [downforce] yang cukup untuk menghentikan motor dengan Marini di depannya.

BACA JUGA:Komentar Patrick Kluivert Pimpin Latihan Pertama Timnas Indonesia di Jeddah

“Suatu saat, itu bisa terjadi pada saya. Suatu saat, itu bisa terjadi padanya. Inilah balapan.”

Marquez Minta Maaf

Marquez, yang menerima penalti putaran panjang atas insiden tersebut, segera meminta maaf. Dia sadar sudah melakukan kesalahan kepada Alex Rins.

“Saya sudah minta maaf kepada Alex. Saya tidak bisa mengendalikan diri di titik pengereman keras pertama itu. Saya mulai menggeser bagian belakang, ditambah slipstream dari pembalap di depan,” kata Marquez.

“Kami berdua agak melebar, tetapi saya berada di dalam dan tidak bisa berhenti. Saya menyentuhnya, dia masuk ke area runoff, dan ketika Anda melakukan itu [ke pembalap lain], Anda harus menerima penalti.”

BACA JUGA:Hasil Sprint Race MotoGP Mandalika: Marco Bezzecchi Berkuasa, Marquez Posisi 7

Rins kemudian finis di posisi 12, setelah penalti pasca-balapan untuk Luca Marini. Meskipun demikian, kekecewaan di Sprint tidak dapat menghapus kegembiraan Rins atas penampilan kualifikasi sebelumnya.

“Luar biasa!” Rins tersenyum. “Saya sangat senang karena sudah lama sekali saya tidak bisa merasakan apa yang saya rasakan di atas motor.

“Di Motegi, kami sudah selangkah lebih maju dalam hal mengurangi kecepatan motor agar bisa memasuki tikungan, agar tidak melewatkan puncak tikungan, dan tetap berada di jalur yang benar.