Romantisme Carlo Ancelotti dan Real Madrid: Balikan Sampai 2 Kali, Barcelona Jadi Biang Kerok Lagi

Romantisme Carlo Ancelotti dan Real Madrid: Balikan Sampai 2 Kali, Barcelona Jadi Biang Kerok Lagi

Carlo Ancelotti bakal segera tinggalkan Real Madrid-X-

JAKARTA,Sportszone.id - Romantisme antara Carlo Ancelottti dengan Real Madrid layak dijadikan sebuah film. Bagaimana tidak, Madrid jarang sekali memakai pelatih sampai dua kali tapi penyebab kegagalan selalu sama yaitu rival bebuyutan Barcelona.

Ketika Real Madrid menunjuk Carlo Ancelotti sebagai pelatih kepala pada tahun 2013, harapan besar segera disematkan kepadanya. Klub raksasa Spanyol itu sedang dalam misi untuk meraih kejayaan di Eropa setelah puasa panjang gelar Liga Champions sejak 2002. 

Sosok Ancelotti dipilih karena pengalaman, ketenangan, serta kemampuannya mengelola tim bertabur bintang tanpa menciptakan konflik internal. Keputusannya meninggalkan PSG untuk Madrid terbukti menjadi titik balik penting dalam sejarah modern Los Blancos.

Ancelotti tidak hanya menjawab ekspektasi—ia melampauinya. Dalam musim perdananya, ia membawa Real Madrid meraih La Décima, gelar Liga Champions ke-10 yang menjadi obsesi klub dan para fans selama lebih dari satu dekade. 

Tidak hanya itu, kemenangan di Copa del Rey melawan rival bebuyutan Barcelona membuat musim tersebut semakin sempurna. Namun, di balik euforia tersebut, ada juga tantangan besar yang mulai membayang: dominasi domestik yang tidak stabil dan performa inkonsisten dalam menghadapi Barcelona.

Setelah dua musim, Ancelotti harus angkat kaki karena kegagalan meraih gelar La Liga dan tersingkir di semifinal Liga Champions. Namun, waktu membuktikan bahwa kontribusinya masih dirindukan. Maka, ketika Real Madrid mengalami masa transisi usai kepergian Zinedine Zidane pada 2021, manajemen klub kembali memanggil Ancelotti—kali ini dengan tugas membangun ulang tim tanpa Cristiano Ronaldo, dan bersaing di tengah era kejayaan tim-tim muda seperti Barcelona-nya Xavi dan Manchester City-nya Pep Guardiola.

Kembalinya Ancelotti menjadi awal dari babak kedua yang tak kalah sukses. Ia langsung mempersembahkan gelar La Liga dan Liga Champions dalam musim debutnya, membuktikan bahwa pengalaman dan kecerdasan taktiknya masih sangat relevan.

Namun, seperti masa sebelumnya, Ancelotti kembali menghadapi rintangan familiar: Barcelona. Dalam banyak laga penting, timnya kerap kesulitan menaklukkan rival klasik tersebut, yang menjadi titik lemah dalam kiprah gemilangnya.

Dua periode kepelatihan yang berbeda era, dua generasi pemain yang berbeda, namun tantangan yang sama: membawa Real Madrid terus berjaya di level tertinggi. 

Berikut adalah ulasan lengkap tentang prestasi, kegagalan, dan rekam jejak Carlo Ancelotti bersama Real Madrid, termasuk catatan tersandungnya sang pelatih setiap kali menghadapi rival terbesar mereka—Barcelona.

BACA JUGA: Kembangkan Sepak Bola Putri, PSSI dan Djarum Foundation Gelar HYDROPLUS Piala Pertiwi U-14 dan U-16

BACA JUGA: Geely Rilis Mobil Flagship Lynk & Co 900 di Tiongkok, Berapa Harganya?

PERIODE PERTAMA (2013–2015): LA DÉCIMA DAN DOMINASI AWAL, LALU TURUN PERFORMA

Carlo Ancelotti datang ke Real Madrid pada musim panas 2013 menggantikan José Mourinho. Ia membawa pendekatan yang lebih kalem dan elegan, serta mampu menyeimbangkan ego para pemain bintang seperti Cristiano Ronaldo, Gareth Bale, dan Karim Benzema.