PBSI Kecewa Hasil Indonesia di Turnamen Januari-Juni 2025, Begini Evaluasinya!

PBSI Kecewa Hasil Indonesia di Turnamen Januari-Juni 2025, Begini Evaluasinya!

Ketua Binpres PSSI Eng Hian-dok: PBSI-

JAKARTA,Sportszone.id - Kabid Binpres Pelatnas PBSI Eng Hian buka suara soal hasil yang diraih para wakil Indonesia di turnamen super series yang berlangsung sejak Januari sampai Juni 2025. Dari berbagai turnamen yang diikuti, Indonesia hanya bisa menang di Thailand Masters 2025 lewat ganda putri Lanny/Siti Fadia.

Selebihnya, Indonesia selalu kandas baik di perempat final, semifinal atua final. Ini membuat prestasi Indonesia disorot, termasuk gagal pertahankan tradisi gelar di All England 2025 lalu.

"Dari hasil turnamen yang diikuti sejak Januari dan terakhir kemarin di Indonesia Open, evaluasinya pelatih merasa masih mencari pola program latihan dan pola komunikasi yang tepat terutama untuk para atlet-atlet utama," kata Eng Hian seperti dikutip sportszone.id dari rilis PBSI.

"Kedua, pelatih juga harus membuat program pengiriman ke turnamen sesuai dengan kapasitas atau level atletnya. Enam bulan ke depan kami mengirimkan atlet-atlet ke turnamen sesuai dengan kemampuan mereka dengan target yang dipasang adalah meraih gelar juara.

"Menurut pelatih, atlet-atlet utama kita belum semuanya di posisi level elite. Perlu mengejar, menaikkan kemampuan baik teknik maupun fisik. Di ganda putra sebenarnya yang sudah mencapai level itu, tapi hasilnya baru 5x finalis dan memang belum sesuai harapan kita semua.

"Di tunggal putra kondisi Anthony Sinisuka Ginting menjalani penyembuhan cedera sejak awal tahun, di tunggal putri Gregoria ada kendala dengan kesehatannya.

"Di bawah mereka, kami sedang terus akselerasi untuk naik level. Alwi, Putri Kusuma Wardani dan Jafar/Felisha."

BACA JUGA:Eksperimen PBSI, Fajar/Fikri Bakal Dicoba di Tiga Turnamen

BACA JUGA:Jonatan Christie dan Chico Aura Dwi Wardoyo Resmi Tinggalkan Pelatnas PBSI

Pemain Harus Berikan Gelar

Eng Hian menilai pemain yang sudah lama di Pelatnas harus memberikan prestasi. Itu mutlak harus diraih dan PBSI ingin tegas soal ini.

"Semua harus bisa dievaluasi secara tegas menurut saya. Pemain yang sudah lima tahun lebih di pelatnas selain progress, harus fair dilihatnya adalah pencapaian. Saya menyampaikan kepada pelatih, memberikan pandangan, kenapa tidak mencoba untuk diturunkan levelnya dan diberi target podium dulu. Bila tidak tercapai, maka harus segera dipikirkan apa yang harus dilakukan. Ini sebagai ujian juga untuk mereka," katanya.

"Saya juga mau mengikis pola pikir para atlet yang datang ke turnamen untuk memperbaiki peringkat. Pola pikirnya harus diubah, ke turnamen harus berprestasi maka peringkat akan naik.

"Yang terpenting pelatih harus punya standarisasi dalam pengiriman ke turnamen, bagaimana persiapannya…kondisinya siap atau tidak, jangan hanya ikut kata pemainnya yang mau turun di turnamen tanpa dasar dan persiapan yang bagus. Dari hasil evaluasi di setiap tournament, permasalahannya tidak jauh dari hal-hal itu saja. Berarti belum ada perubahan program dari hasil evaluasi yang dilaporkan.