Kisah Pelatih Belanda di Timnas Indonesia dari Wiel Coerver Sampai Pieter Huistra: Ada yang Salahkan Pemain!

Kisah Pelatih Belanda di Timnas Indonesia dari Wiel Coerver Sampai Pieter Huistra: Ada yang Salahkan Pemain!

Patrick Kluivert dan tiga asisten pelatih di Timnas Indonesia. Bisa lebih sukses dibandingkan pendahulu mereka?-Sportszone Creative-

JAKARTA,Sportszone.id- Pelatih asal Belanda di Timnas Indonesia bukan hal baru. Maka itu, saat PSSI memutuskan untuk menunjuk Patrick Kluivert gantikan Shin Tae-Yong di kursi pelatih, itu seperti De ja Vu saja.

Indonesia sudah kenyang dengan aroma Belanda di Timnas Indonesia. Diantara berbagai negara yang pernah melatih Indonesia mulai dari Jerman, Polandia, Italia dan Skotlandia, pelatih asal Belanda yang paling kenyang duduk di kursi kepelatihan di Garuda.

Kedekatan historis antara Belanda dengan Indonesia juga yang membuat Negri Kincir Angin itu dijadikan panutan.

Bedanya kini, aroma Belanda sangat kental karena banyak pemain Indonesia juga yang berdarah Belanda-Indonesia di skuad Garuda. Inilah yang menjadi pembeda era Patrick Kluivert dengan pelatih asal Belanda lainnya.

Lalu bagaimana kiprah pelatih-pelatih Belanda di Timnas Indonesia. Apakah bisa memberi pengaruh kepada Garuda atau sekadar lewat saja? Simak ceritanya di tulisan ini.

BACA JUGA:Kunjungi KNVB, Ketum PSSI Erick Thohir Bawa Sepak Bola Indonesia Berkiblat ke Belanda

Wiel Coerver (1975-1976)

Inilah satu pelatih yang jadi panutan para pelatih Indonesia di era 1970-an. Dia hadir ke Timnas Indonesia setelah membawa prestasi yaitu juara bersama Feyenoord di UEFA Cup pada 1973-1974.

Wiel Coever cukup terkenal saat itu dan bahkan dijuluki The Albert Einstein of Football. Itu karena metode kepelatihannya yang begitu terstruktur.

Dia melatih dasar penguasaan bola sampai dengan penerapan taktik penyerangan secara berkelompok. Dia juga dikenal sebagai pelatih yang sangat disiplin.

Sesi latihan bisa dilakukan tiga kali dalam sehari. Titik berat latihannya adalah teknik dasar seperti kontrol, mengumpan, dribling, merebut bola dan shooting.

Pada malam hari, Coerver selalu mengecek kamar pemain untuk memastikan asuhannya beristirahat tepat waktu. Meski dikenal disiplin, Coerver sangat memperhatikan pemainnnya seperti menu makanan.

Namun dia tak bertahan lama karena gagal membawa Indonesia ke Olimpiade Montreal 1976. Saat itu, Timnas Indonesia kalah dari Korea Utara.

BACA JUGA:Besarnya Cinta Fans Timnas Indonesia untuk Shin Tae-Yong...