JAKARTA, Makansedap.id – Pengamat sepak bola Indonesia, Kesit Budi Handoyo, menilai tidak ada masalah Liga 1 dihuni 20 tim. Sebab, hal terpenting yang diperhatikan adalah peningkatan kualitas kompetisi.
“Tidak masalah jumlah peserta di Liga 1, mau 18 atau 20. Yang paling penting adalah kualitas kompetisi harus terus ditingkatkan setiap musimnya. Sebab, kita mengejar ranking kompetisi AFC supaya bisa masuk ke papan atas,” kata Kesit Budi Handoyo dalam keterangan resmi yang dibaca Makansedap.id, Kamis, 11 Januari 2024.
Liga 1 musim 2023-2024 saat ini sedang memasuki masa jeda kompetisi. Namun, di sela jeda tersebut muncul isu bahwa Liga 1 musim depan bakal dihuni 20 tim.
Saat ini, Liga 1 diikuti 18 tim dan nantinya, tiga tim terbawah bakal terdegradasi ke Liga 2 musim 2024-2025. Sedangkan, tiga tim teratas dari Liga 2 musim ini akan promosi ke Liga 1 musim depan. Hal yang menarik jika wacana Liga 1 akan dihuni oleh 20 tim pada musim depan, sehingga kemungkinan hanya satu tim Liga 1 yang terdegradasi dan jatah promosi dari Liga 2 tetap sama tiga tim.
Bergulirnya wacana Liga 1 musim 2024-2025 akan dihuni 20 tim lantaran berkaca dari liga-liga top Eropa yang memberikan kuota sebanyak 20 tim untuk liga agar membuat kompetisi semakin kompetitif.
Kesit Budi Handoyo mengakui, perubahan regulasi Liga 1 bisa ditentukan kalangan Exco (Komite Eksekutif) PSSI, jika ingin mengubah tim peserta langsung pada musim depan. Namun, dia menegaskan semua itu harus dibawa dan lewat persetujuan Kongres PSSI.
“Tapi lebih bagusnya konsisten apa yang sudah disepakati di awal. Di awal, PSSI sudah bertemu dengan para klub Liga 1 dan Liga 2 (Sarasehan). Jadi, itu dijalankan dulu. Mungkin untuk musim selanjutnya boleh dilakukan penambahan tim peserta di Liga 1, tapi harus kesepakatan Exco dan persetujuan kongres. Jangan sampai apa yang sudah disepakati dicederai,” jelas Kesit Budi Handoyo.
Tiga Wilayah
Hal senada diungkapkan pengamat sepak bola nasional, Yusuf Kurniawan. Dia menilai jangan sampai wacana 20 tim justru menciderai sepak bola Indonesia.
“Kalau sekarang tiba-tiba muncul wacana 20 tim, akan mengundang spekulasi negatif. Ada tim yang mau diselamatkan,” jelas pria yang akrab disapa Yusuf Kurniawan.
Yusuf Kurniawan justru menilai, idealnya kompetisi dibuat menjadi tiga wilayah dengan setiap wilayah masing-masing dihuni 12 tim. Artinya, ada 36 tim yang berkompetisi di kasta tertinggi sepak bola Indonesia.
“Idealnya dengan demografi Indonesia yang luas, dibagi ke dalam 3 wilayah, barat, tengah, timur seperti ISL 2007. Biaya akomodasi dan traveling akan jauh lebih efisien. Lalu supaya lebih merata, dan daerah-daerah (klub) terluar punya kesempatan naik panggung ke kasta tertinggi,” ujar Yusuf Kurniawan.
“Kalau 3 wilayah, ya bisa 12 besar dulu atau langsung 8 besar, itu soal teknis saja. Kalau cuma mekar jadi 20 tim, menurut saya ya tidak perlu dibagi format 2 wilayah, langsung saja klasemen tunggal kandang dan tandang, tanpa final four lagi seperti sekarang,” tambah Yusuf Kurniawan.
Menurut Yusuf Kurniawan, agar format tiga wilayah kompetisi dapat dijalankan dengan bagus, stadion-stadion yang belum standar untuk menggelar Liga 1, dapat diperbaiki dengan mengacu Instruksi Presiden atau Inpres Nomor 3 Tahun 2019 soal Percepatan Pembangunan Sepakbola Nasional.
“Harus diupgrade dari sekarang, fasilitasnya. Di Liga Primer Inggris, misalnya, banyak stadion kecil-kecil tapi tetap bisa dilaksanakan, yang penting management security baik. Lewat Inpres, seharusnya ini sudah jalan dari beberapa tahun lalu ya, tapi masalahnya memang tidak diseriusi, jadi cuma macan kertas. Artinya tetap harus ada political will dari pemerintah untuk pembangunan infrastruktur itu,” kata Yusuf Kurniawan.
Sementara itu, anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI, Ahmad Riyadh, menjawab dengan diplomatis ketika dikonfirmasi terkait adanya wacana Liga 1 musim depan dihuni 20 tim, yakni hanya satu tim Liga 1 yang terdegradasi dan jatah promosi dari Liga 2 tetap sama 3 tim.
“Kalau ada perubahan harus lewat kongres. Lalu juga harus ada usulan dari anggota, jadi masuk ke pembahasan kongres,” kata Ahmad Riyadh. (M1)
Baca Berita Lainnya di GOOGLE NEWS