JAKARTA, Makansedap.id β Pengurus Pusat Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia atau PP PBSI mengaku kecewa berat atas kesalahan perhitungan yang dilakukan Badminton World Federation atau BWF.
“Kesalahan perhitungan yang dilakukan BWF secara langsung tidak hanya merugikan pasangan Indonesia, khususnya Bagas Maulana dan Muhammad Shohibul Fikri, tetapi juga seluruh pasangan yang bertarung dalam Road to Paris 2024,” kata Sekretaris Jenderal PP PBSI, M Fadil Imran dalam keterangan resmi yang diterima Makansedap.id, di Jakarta, Sabtu, 13 Juli 2024.
Menurut M Fadil Imran, kebijakan tersebut membunuh fair play dan semangat luhur Olimpiade. Dampak dari kesalahan hitung Road to Paris dari BWF, berakibat sangat fatal. Ganda putra Prancis, Ronan Labar dan Lucas Corvee bisa tampil dalam Olimpiade Paris 2024, walaupun dari peringkat kualifikasi, sebenarnya mereka tidak lolos.
M Fadil Imran menjelaskan, Ronan Labar dan Lucas Corvee akhirnya bisa berlaga di Olimpiade Paris 2024. Sebab, banding yang mereka ajukan ke Pengadilan Arbitrase Olahraga atau CAS resmi dikabulkan.
Pada mulanya, kata M Fadil Imran, Ronan Labar dan Lucas Corvee berada dalam zona lolos ke Olimpiade. Tetapi, BWF lalu merevisi kesalahan hitungnya dan membuat rekan senegara mereka Christo Popov dan Toma Junior Popov, memiliki poin lebih baik ketimbang Ronan Labar dan Lucas Corvee. Akhirnya, Popov bersaudara ada di peringkat 37, sedangkan Ronan Labar dan Lucas Corvee berada di posisi 38. Jadi, yang dinyatakan lolos ke Olimpiade adalah Popov bersaudara, bukan Ronan Labar dan Lucas Corvee.
βHal ini membuat Ronan Labar dan Lucas Corvee geram. Mereka lantas menggugat BWF ke CAS. Hasilnya, CAS mengabulkan tuntutan Ronan Labar dan Lucas Corvee dan membuat mereka bisa tampil di Olimpiade Paris 2024. Jadi, untuk kali pertama dalam sejarah Olimpiade, jumlah kontestan sektor ganda putra menjadi 17 pasangan,β kata M Fadil Imran.