Meski lifter China, Li Wenwen tak turun di kelas tersebut, para penonton memberikan semangat para atlet berbagai negara dengan meneriakkan jia you ketika mereka berupaya mengangkat beban dan bertepuk tangan apabila mereka berhasil mengeksekusi angkatan.
“Atmosfer di sini berbeda, di sini suportif sekali, bukan tuan rumahnya saja yang diberikan semangat, tapi semua atlet dari berbagai negara disemangati, ” kata Nurul Akmal yang pada Tokyo 2020 finish di peringkat kelima itu.
Perenang asal China, Zhang Yufei dan rivalnya Rikako saling berpelukan setelah sang atlet Jepang melakukan comeback setelah didiagnosis terkena leukimia pada 2019 dan merebut medali perunggu gaya kupu-kupu 50 meter putri.
“Saya bilang ke Rikako, jangan menangis. Ketika mereka mengumumkan namanya di podium, saya hampir menangis. Tapi saya mengatakan kepada diri saya, ini siaran langsung, saya tidak boleh menangis. Tapi kemudian saya melihat dia memeluk pelatihnya sambil menangis. Saya pun tak bisa menahan tangis ini,” kata Zhang Yufei.
China Juara
Pelaksana tugas Presiden Komite Olimpiade Asia, Raja Randhir Singh pada upacara penutupan menyampaikan perpisahan kepada para atlet, ofisial, awak media dan mereka yang terlibat dalam penyelenggaraan Asian Games Ke-19.
“Terima kasih kepada para atlet yang telah mengisi hari dengan penampilan yang menakjubkan dan determinasi. Kepada relawan yang luar biasa dengan energi dan senyuman yang tak ada habisnya. Kemudian kepada para penonton, kalian telah menciptakan atmosfer yang magis di stadion. Juga kepada 12.000 awak media yang telah menyebarkan kisah-kisah sukses ke seluruh dunia,” kata Raja Randhir Singh.
China keluar sebagai juara umum dengan perolehan spektakuler 201 medali emas, 111 perak dan 71 perunggu. Perolehan medali itu bahkan mengerdilkan prestasi Jepang yang berada di peringkat dua tabel perolehan medali dengan 52 emas, 67 perak dan 69 perunggu.