Oleh: Zen Lelangwayang, M.Pd (*)
Dengan kompetisi olahraga yang semakin ketat dan tuntutan publik Jakarta yang semakin besar, DKI Jakarta membutuhkan pemimpin olahraga yang bukan hanya mengerti manajemen, tetapi memahami sains olahraga, strategi, dan masa depan pembinaan atlet.
Olahraga Jakarta membutuhkan pemimpin yang tidak hanya kemudian memimpin dari kursi-kursi rapat, atau dibalik ruangan-ruangan kantor semata, tetapi mengerti dan paham betul perihal denyut pelatihan, tekanan kompetisi, dan realitas perjuangan atlet disemua level kompetisi.
Nama itu adalah Hidayat Humaid, pelatih, pendidik, akademisi, birokrat olahraga, dan kini peraih gelar guru besar dalam bidang ilmu kepelatihan panahan.
Sebuah pencapaian yang bukan hanya prestasi pribadi, tetapi menjadi legitimasi akademik untuk memimpin gerakan besar pembinaan olahraga DKI Jakarta.
Sejak 2022, Hidayat Humaid memulai pembenahan KONI Provinsi DKI Jakarta dari fondasinya. Dia mengakhiri era pembinaan yang parsial dan menggantinya dengan sistem yang lebih terstruktur, yaitu pelatda berbasis data, pembinaan jangka panjang, seleksi yang lebih ketat dan objektif, dan sinergi dengan pemerintah serta universitas untuk memperkuat pendidikan atlet.
Dia juga mendorong kerja sama agar atlet Jakarta tidak hanya kuat di dalam lapangan, tetapi kuat dalam memjemput masa depan melalui program beasiswa dan pendampingan karier. Di bawah kepemimpinannya, beberapa cabang olahraga menunjukkan kebangkitan signifikan, bahkan membawa pulang juara umum PON Bela Diri tahun 2025.
Saya secara pribadi mengatakan, pekerjaan besar yang dibangun Prof Dr Hidayat Humaid, M.Pd dengan KONI DKI Jakarta belum selsai. Kegagalan merebut juara umum PON 2024 bukan sesuatu hal yang harus disembunyikan, tetapi kenyataan yang harus diperbaiki. Dan bagi saya KONI DKI Jakarta di bawah kepemimpinan Prof Dr Hidayat Humaid, M.Pd tidak lari dari kritik justru menjadikannya energi perubahan.
Namun publik juga harus melihat fakta PON XXI Aceh dan Sumut bukan DKI Jakarta gagal total, kalau target juara umum jelas meleset, tapi hal yang perlu diapresiasi adalah DKI Jakarta masih mempertahankan posisi Ke-2 di klasemen ahir dengan perolehan 184 medali emas, sementara jika kita bandingkan dengan PON XX Papua, Jakarta itu finish di posisi Ke-2 juga, tapi dengan perolehan 111 medali emas.
Jadi jelas prestasi PON XXI 2024 ada peningkatan sangat signifikan dari sisi medali emas yang d peroleh, dan cabang olahraga yang juara umum juga meningkat. PON XX 2021 hanya 4 cabang olahraga (cabor), sementara PON XXI 2024 itu ada 19 cabor. Jadi secara kuantitatif menunjukan peningkatan prestasi yang nyata.
Dengan pengalaman dan prestasi yang ditorehkan pada periode 2022-2026, dengan legitimasi akademik yang semakin kuat, dan dengan fondasi pembinaan yang sudah terbentuk, wajar jika ada orang, atau cabang olahraga yang mengajukan Prof Dr Hidayat Humaid, M.Pd untuk kembali memimpin KONI Provinsi DKI Jakarta periode kedua 2026-2030.
Dan, ikhtiar baik itu bukan semata mereka yang berada di lingkaran Prof Dr Hidayat Humaid, M.Pd untuk mempertahankan kekuasaan, tetapi untuk menyelesaikan pekerjaan besar yang sudah dimulai. Pertama, membangun kembali kejayaan olahraga DKI Jakarta. Kedua, menciptakan sistem pembinaan terpadu yang modern dan terukur.
Ketiga, menjadikan sport science sebagai identitas baru olahraga Jakarta. Keempat, membangun regenerasi atlet yang berkelanjutan. Kelima, mengembalikan DKI Jakarta sebagai barometer olahraga nasional.
Gelar Guru Besar memberikan legitimasi. Rekam jejak memberikan bukti. Periode kedua memberikan kesempatan untuk menyempurnakan perubahan serta mengembalikan jakarta sebagai juara umum PON.
Perjalanan Prof. Dr. Hidayat Humaid, M.Pd