JAKARTA,Sportszone.id - Sengketa hukum antara Paris Saint-Germain atau PSG dan Kylian Mbappé memanas. Kedua belah pihak mengajukan tuntutan finansial yang sangat besar.
Penyerang bintang Prancis tersebut dan mantan klubnya berselisih mengenai dugaan gaji yang belum dibayarkan, dan sengketa finansial tersebut telah diperiksa oleh pengadilan industrial.
Mbappé, yang tidak menghadiri sidang, sebelumnya mengklaim bahwa PSG dulu berutang €55 juta kepadanya. Ia kini menuntut lebih dari €260 juta atau Rp 5 Triliun dari klub.
Dia beralasan, PSG berutang kepadanya karena kontrak jangka tetapnya harus direklasifikasi menjadi kontrak permanen. Reklasifikasi semacam itu akan memicu kompensasi atas pemecatan yang tidak adil, gaji yang belum dibayarkan, bonus, dan pesangon.
Ia juga menuntut ganti rugi atas pelecehan moral, pekerjaan yang tidak dilaporkan, dan pelanggaran kewajiban PSG atas itikad baik dan keselamatannya.
BACA JUGA:Hasil Kualifikasi Piala Dunia 2026: Kylian Mbappe Bantu Prancis Acak-Acak Ukraina 4-0, Ronaldo Kartu
"Kylian Mbappé tidak menuntut apa pun di luar ketentuan hukum; ia hanya menuntut penegakan hak-hak hukumnya, sebagaimana yang akan dilakukan oleh karyawan mana pun," kata penasihat sang pemain dalam sebuah pernyataan seperti dikutip sportszone.id dari ESPN.
Sementara itu, PSG menuntut total €440 juta euro atau Rp 8,5 Triliun dari sang striker, termasuk €180 juta ($208 juta) atas "hilangnya kesempatan" untuk menyelesaikan transfernya sejak ia pergi sebagai agen bebas setelah menolak tawaran €300 juta ($348 juta) dari klub Arab Saudi, Al Hilal, pada Juli 2023.
PSG mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka juga menuntut kompensasi atas pelanggaran itikad baik dalam negosiasi dan pelaksanaan kontrak, serta kerusakan reputasi dan citra.
Keputusan pengadilan diperkirakan akan keluar bulan depan.
BACA JUGA:Xabi Alonso Komentari Ulah Kylian Mbappe yang Berikan Penalti ke Vinicius Jr, Hasilnya Zonk!
Alasan PSG
PSG berargumen bahwa ketika Mbappé absen sebelum musim 2023-24, menyusul keputusannya untuk tidak memperpanjang kontrak, terdapat kesepakatan lisan yang menyatakan bahwa ia memilih untuk melepaskan bonus agar dapat kembali ke tim.
"Di hadapan pengadilan, klub telah mengajukan bukti yang menunjukkan bahwa pemain tersebut bertindak tidak loyal dengan menyembunyikan keputusannya untuk tidak memperpanjang kontrak selama hampir 11 bulan, antara Juli 2022 dan Juni 2023, sehingga menghilangkan kemungkinan klub untuk mengatur transfer," demikian pernyataan PSG.
"Pemain tersebut kemudian menggugat kesepakatan yang disepakati dengan klub pada Agustus 2023, yang mengatur pengurangan gaji jika ia memutuskan untuk pergi dengan status bebas transfer, demi menjaga stabilitas keuangan klub setelah investasi luar biasa yang telah dilakukan."