"Kami pergi ke Tiongkok untuk pertandingan ACL melawan Shanghai Shenhua, dan beberapa pemain senior bahkan tidak menyapa saya. Saat sarapan, hanya mereka yang tidak menyapa. Hal yang sama terjadi saat latihan. Suasana tim hancur. Para pemain itu tidak punya stamina untuk memulai, jadi saya tidak bisa memainkankan mereka," katanya.
"Setelah mengambil alih dan mengamati latihan, saya tiba-tiba menyadari mereka tidak mampu menambah kecepatan. Selain itu, sistem "pemain wajib U-22" mewajibkan pemain di bawah usia 22 tahun untuk berada di starting lineup. Jadi, para pemain senior tidak punya pilihan selain berkorban.
"Jadi sejujurnya, meski mereka pemain senior,adi saya tidak bisa begitu saja memasukkan mereka ke starting lineup hanya untuk mempertimbangkan para pemain senior. Tapi saya selalu memastikan mereka tetap di sana, bahkan sebagai pemain cadangan. Tapi ketika mereka tidak menjadi starter, mereka mulai mengeluh dan membenci saya. Tidak ada sedikit pun perasaan pribadi yang terlibat."