JAKARTA,Sportszone.id - Pelatih Manchester United, Ruben Amorim mengambil sisi positif dan negatif dari pertandingan persahabatan pramusim terakhir Manchester United melawan Fiorentina. Ini bakal jadi ukuran sebelum Setan Merah bersiap menghadapi pertandingan pembuka Liga Primer melawan Arsenal.
Man United bermain imbang 1-1 dengan klub Serie A Fiorentina pada hari Sabtu sebelum menang adu penalti 5-4.
Fiorentina, yang dijaga oleh pahlawan Old Trafford, David de Gea, unggul lebih dulu melalui Simon Sohm, tetapi gol bunuh diri Robin Gosens menyamakan kedudukan bagi tuan rumah.
Perekrutan musim panas Man Utd, Matheus Cunha dan Bryan Mbeumo, keduanya menjadi starter, sementara pemain baru senilai £74 juta, Benjamin Sesko, diperkenalkan kepada para penggemar sebelum pertandingan.
BACA JUGA:Dewa United vs Malut United: Hendri Susilo Tak Perlu Berdiri untuk Kalahkan Banten Warriors
Sesko tampaknya akan menggantikan Rasmus Hojlund di tim United dan pemain internasional Denmark itu tidak mendapatkan menit bermain melawan Fiorentina.
Dengan absennya para stiker, Mason Mount memimpin lini depan Manchester United dan Amorim memuji penampilan dan etos kerjanya.
Mount menjalani dua musim pertama yang menyedihkan di Old Trafford setelah kepindahannya senilai £55 juta dari Chelsea, tetapi tampil mengesankan di pramusim.
Pujian Amorim
Ruben Amorim secara khusus mengamati penampilan Mason Mount. Dia seperti kembali "hidup" usai dua musim yang buruk sebelumnya di MU.
BACA JUGA:Jadwal dan Klasemen Super League, 10 Agustus 2025: Persija vs Persita
Ditanya tentang penampilan dan hasil kerja Mount melawan Fiorentina, Amorim berkata: ‘Luar biasa. Cara kerjanya luar biasa.
‘Saya sering memindahkannya ke posisi yang berbeda dan dia tahu setiap posisi. Tapi juga pemain lain, itu adalah ujian yang bagus untuk mempersiapkan pertandingan pertama.’
Membahas penampilan Manchester United secara umum, Amorim menambahkan: ‘Hari ini adalah pertandingan yang sulit.
“Kami mengalami beberapa momen sulit, terutama di awal babak pertama dan awal babak kedua. Kami kesulitan menemukan momen yang tepat untuk menekan.