JAKARTA,Sportszone.id - Pengurus Pusat Federasi Hoki Indonesia (PP FHI) mengumpulkan 100 atlet terbaik hasil Pekan Olahraga Nasional (PON) 2024 Aceh–Sumatera Utara untuk menjalani pemusatan latihan nasional (pelatnas) menuju SEA Games 2025 Thailand.
Para atlet yang terseleksi kini digembleng di pelatnas yang berlokasi di Depok, Jawa Barat, di bawah asuhan pelatih berpengalaman asal Malaysia, Dharma Raj.
“Dari 100 atlet ini akan diseleksi menjadi 60 atlet terbaik yang akan diberangkatkan ke SEA Games 2025 Thailand,” ujar Sekretaris Jenderal PP FHI Yasser Arafat Suaidy seperti dikutip sportszone dari antara.
Dharma Raj, dipercaya memoles kemampuan teknis dan taktis para atlet Indonesia dalam tiga nomor hoki yang akan dipertandingkan di Thailand, yakni hoki ruangan, hoki lapangan, dan hoki 5s.
SEA Games 2025 Thailand pada 9–20 Desember akan memperebutkan enam medali emas dari tiga nomor tersebut, baik untuk putra maupun putri.
Indonesia menargetkan dua medali emas dan empat perak, lebih tinggi dari pencapaian satu emas dan tiga perunggu pada SEA Games 2023 Kamboja.
BACA JUGA:Jurgen Klopp: Piala Dunia Antarklub 2025 Ide Terburuk yang Pernah Ada
BACA JUGA:Ini Dia Dua Pemain Anyar Persib yang Diperkenalkan Lewat Layar Bioskop
Seleksi Ketat
Yasser menyebut, proses seleksi ketat selama pelatnas menjadi kunci agar Indonesia menurunkan komposisi atlet terbaik di ajang multi-cabang terbesar kawasan Asia Tenggara tersebut.
Sebagai bagian dari persiapan, timnas hoki juga akan menjalani uji coba ke luar negeri. Timnas hoki ruangan putra direncanakan bertolak ke Kazakhstan dan Jerman, sementara tim hoki es akan ke Polandia.
Adapun tim hoki ruangan putri serta hoki lapangan putra dan putri akan menjalani uji coba ke Malaysia dan Australia.
Di tengah keterbatasan anggaran, Yasser menyebut PP FHI tetap berkomitmen menjalankan program pelatnas meski hanya satu tim yang mendapat dukungan penuh dari pemerintah.
“Saat ini Kemenpora baru membiayai timnas hoki indoor putra yang sebelumnya meraih emas di SEA Games Kamboja. Kami pahami kebijakan efisiensi ini, dan untuk tim lainnya kami jalankan dengan biaya mandiri,” katanya.
Yasser yang juga dikenal sebagai pengusaha di bidang peternakan itu menyebut kebijakan Kemenpora menjadi tantangan tersendiri bagi federasi dan atlet.