JAKARTA,Sportszone.id - Tim bulu tangkis Indonesia mengirimkan 11 wakil untuk mengikuti salah satu turnamen BWF Superseries Malaysia Masters 2025. PBSI mengirimkan Putri Kusuma Wardani dan 10 atlet lainnya guna membela Indonesia dalam Malaysia Masters 2025 di Stadium Axiata Arena, KL Sports Ciy, Bukit Jalil, pada 20-25 Mei tahun ini.
Kesebelas atlet bulu tangkis ini akan bertanding dalam empat sektor minus ganda putra pada turnamen BWF World Tour Super 500 itu.
Alwi Farhan mewakili Indonesia dalam tunggal putra bersama Chico Aura Dwi Wardoyo yang akan debut sebagai pemain profesional, setelah keluar dari Pelatnas PBSI Cipayung, belum lama ini.
Putri Kusuma Wardani menjadi satu-satunya wakil Indonesia dalam tunggal putri dan menempati unggulan kedelapan dalam turnamen berhadiah 475 ribu dolar AS (Rp7,8 miliar) tersebut.
Meilysa Trias Puspitasari/Rachel Allessya Rose, Febriana Dwipuji Kusuma/Amallia Cahaya Pratiwi, Lanny Tria Mayasari/Siti Fadia Silva Ramadhanti, dan Apriyani Rahayu/Febi Setianingrum, akan menjadi andalan Indonesia dalam ganda putri. Menempati peringkat kelima, Febriana/Amallia menjadi satu-satunya unggulan dari Indonesia dari sektor ini.
Terakhir kali Indonesia membawa medali emas dari Malaysia Masters terjadi pada 2022, lewat Chico Aura Dwi Wardoyo dan ganda putra Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto.
BACA JUGA:Mantap Nih, Timnas Indonesia Dapat Tawaran Uji Coba dari Uruguay
BACA JUGA:Hasil Piala Sudirman 2025: Komentar Putri KW dan Jonatan Christie Usai Indonesia Tekuk Thailand 3-1
Era Baru Chico Wardoyo
Sementara itu, pebulu tangkis tunggal putra Chico Aura Dwi Wardoyo akan memulai babak baru dalam kariernya sebagai pemain profesional dengan tampil di turnamen BWF Super 500 Malaysia Masters 2025 di Stadium Axiata Arena, KL Sports Ciy, Bukit Jalil, 20-25 Mei.
Turnamen berhadiah total 475 ribu dolar AS (sekitar Rp7,8 miliar) itu akan menjadi penampilan perdana Chico setelah secara resmi mengundurkan diri dari Pemusatan Latihan Nasional (PBSI) Cipayung, pekan lalu.
Pemain kelahiran Jayapura itu menegaskan keputusannya itu telah melalui pertimbangan matang, termasuk berdiskusi dengan pelatih, keluarga, serta klub yang menaunginya.
Setelah hampir sembilan tahun berada di bawah binaan pelatnas Cipayung, Chico menilai saat ini adalah waktu yang tepat untuk menjajal pendekatan berbeda demi pengembangan dirinya sebagai atlet.
"Enggak ada tekanan sama sekali, dari PBSI maupun dari luar. Saya cuma ingin mencoba pengalaman berlatih di luar dan menjadi pemain profesional," kata Chico ketika resmi mengumumkan keluar dari pelatnas, pekan lalu.
“Ini bukan keputusan yang mudah. Tapi saya ingin mencoba pengalaman baru dan merasakan suasana latihan berbeda di luar pelatnas,” ujarnya.