JAKARTA,Sportszone.id - PSSI melakukan audiensi dengan Komisi X DPR RI untuk membahas naturalisasi 3 pemain yaitu Emil Audero, Joey Pelupessy dan Dean James. Audiensi dengan DPR RI diperlukan sebagai salah satu proses naturalisasi dan menjadi WNI.
PSSI sedang kebut tambahan 3 pemain baru jelang Timnas Indonesia menghadapi dua laga lawan Australia pada 20 Maret dan Bahrain (25 Maret). Tiga pemain yang dinaturalisasi diharapkan bisa menambah solid skuad timnas.
Dalam proses audiensi, terjadi beberapa dialog menarik yang juga kontroversial. Salah satu komentar berasal dari musisi yang juga anggota komisi X DPR RI, Ahmad Dhani. Dia meminta PSSI menghentikan naturalisasi pemain bula karena tidak enak dilihat.
"Kurangilah pemain yang bule, yang rasnya bule, rambut pirang, mata biru. Karena menurut saya untuk indonesia kurang enak dilihat. Kalau bisa dicari yang rasnya mirip-mirip dengan kita," ujar Ahmad Dhani saat rapat kerja Komisi X dengan Menteri Pemuda dan Olahraga RI.
"Kalau bisa dicari yang rasnya mirip mirip dengan kita. Entah itu dari Korea atau dari Afrika. Gak masalah banyak juga yang penting warna kulitnya masih seperti kita. Kalau bule dilihatnya gimana gitu."
BACA JUGA: Kabar Baik untuk Timnas Indonesia, Dean James Terpilih Masuk 11 Pemain Terbaik Eredivisie Pekan Ini
Ahmad Dhani Beri Ide Out of The Box
Padahal, Ahmad Dhani mengaku sangat setuju PSSI menjalankan program naturalisasi untuk memperkuat Timnas Indonesia.
"Saya itu orang yang termasuk setuju, sangat setuju naturalisasi. Bahkan sampai 50:50 pun tidak masalah. Karena ini bagian dari revolusi dunia persepak bolaan," ujar Ahmad Dhani dikutip dari channel YouTube TV Parlemen, Rabu (5/3).
Ahmad Dhani juga melontarkan ide yang memancing tawa sekaligus bisa dituding pelecehan terhadap perempuan.
"Lalu naturalisasi itu tidak harus pemain. Bisa juga pemain bola hebat di atas 40 tahun lalu kita jodohkan dengan perempuan Indonesia," katanya.
"Anaknya itu yang kita harapkan menjadi pemain bola yang bagus. Ini pemikiran yang out of the box tapi bisa dianggarkan untuk 2026."